Mengenal Ciri Mubtada’

(Serial Mengenal Kaidah Bahasa Arab Episod 2)

Ujang              : “Ayo Lim, lanjutkan pembahasan kita kemarin!”, tagih Ujang kepada Salim atas pertanyaannya tempo hari.

Salim               : “Thoyib! Soal ciri mubtada’ kan?”

Ujang              : “Betul”.


Salim               : “Di dalam kitab Mulakhkhos karya Fuad Ni’mah dijelaskan, bahwa pada asalnya mubtada’ itu harus berupa ma’rifah. Orang Arab memiliki kaidah dalam bahasa mereka, bahwa mubtada’ itu tidak boleh nakiroh”.

Ujang              : “Ma’rifah itu yang pake al itu kan? Dan nakiroh itu yang nggak pake al itu kan?”

Salim               : “Secara umum seperti itu. Nah sekarang kita akan mengenal apa itu ma’rifah, sebagai syaratnya mubtada’. Bismillah...”, menyeruput kopinya yang masih hangat. 

“Dulu kita diajari kitab ini nih, kitab Jami’uddurus Al ‘Arabiyah”, terang salim sambil menunjukkan kitabnya yang telah usang.

Ujang              : “Eh tebal kali, Kau sudah khatam kah?”

Salim               : “Belum sih, sampai sekarang pun aku masih pelajari kitab ini”.

Ujang              : “Nah, coba Kau jelaskan ma’rifah itu Lim!”.

Salim               : “Ma’rifah adalah isim (kata benda) yang sudah jelas maksud dan arahnya. Cirinya ada tujuh. Yang pertama berawalan Al, seperti al baitu, al masjidu, al kitaabu, dan lain sebagainya. Yang kedua karena idhofah. Seperti, kitabu abbasin, miftahul baiti, babul masjdi, dan lain sebagainya. Yang ketiga, di awali dengan harfu nida’ yaa (wahai/hei). Seperti, ya rojulu, ya ustadzu, ya waladu, dan lain sebagainya. Yang keempat, isim ‘alam (nama orang). Seperti, Umar, Abbas, Muhammad, Edi, Bambang, dan lain sebagainya”. Yang kelima isim isyarah. Seperti, hadza, hadzihi, dzalika, tilka, dan lain sebagainya. Yang keenam dhomir (kata ganti). Seperti, huwa, hiya, hum, anta, antum, dan lain sebagainya. Dan yang ketujuh isim maushuul (kata penghubung). Seperti alladzi, allati, alladziina, dan lain sebagainya. “

Ujang              : “Bisa Kau jelaskan kah mana yang dimaksud sudah jelas maksud dan arahnya itu?”

Salim               : “Ketika kita katakan baitun, maka ini masih umum artinya. Belum menjurus ke salah satu rumah. Tetapi ketika kita katakan al baitu, maka maknanya sudah mengarah ke salah satu rumah, tergantung maksud si pembicara. Misalnya aku bilang, al baitu kabirun. Telunjukku sambil mengarah ke rumah hijau itu. Itu namanya ma’rifah dengan Al. Kalau dengan idhofah, kan tadi baitun masih umum maknanya. Tetapi kalau kita katakan baitu ‘abbasin, kan sudah jelas rumahnya siapa yang dimaksud.

Adapun ma’rifah dengan harfu nida’, ya waladu (hei, Nak). Itu kan sudah jelas siapa yang dipanggil dari sekian banyak anak. Isim ‘alam apalagi, sudah jelas namanya. Isim isyarah juga begitu, kan kita sedang menunjuk kitab tertentu. Misalnya, hadza kitabun jamilun (ini kitab bagus). Dhomir juga demikian, anta taajirun (kamu adalah pedagang). Dan isim maushul seperti pada ayat Allah ta’ala alladzi yuwaswisu fi sudurinnnas (yang memberikan rasa was-was ke dada-dada manusia). Faham Jang?“

Ujang              : “Lumayan sih, alhamdulillah”.

Salim               : “Nah sekarang coba kita baca ayat berikut dan tentukan mubtada’nya serta jenisnya”.


1.  الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
2.  وَأَنْتَ حِلٌّ بِهَذَا الْبَلَدِ.
3.  ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ.
4.  الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً.
5.  وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ.
6.  يَا حَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ.
7.  يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ.
8.  يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا وَاسْتَغْفِرِي لِذَنْبِكِ




Kunci jawaban:

1.  الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
2.  وَأَنْتَ حِلٌّ بِهَذَا الْبَلَدِ.
3.  ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ.
4.  الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً.
5.  وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا.
6.  يَا حَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ.
7.  يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ.
8.  يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا وَاسْتَغْفِرِي لِذَنْبِكِ
1.      Berawalan AL
2.      Dhomir
3.      Isim isyarah
4.      Isim maushuul
5.      Idhaafah
6.      Harfu nida’
7.      Harfu nida’

8.      Isim ‘alam

Komentar