Syukron; Mengapa dijawab Afwan?

Hasil gambar untuk i'm sorry

Ujang              : “Lim, kenapa ya kalau kita bilang syukron, dijawab ‘afwan? Berarti ‘afwan di sini artinya sama-sama kah?”


Salim               : “Aku juga nggak ngerti Jang, coba tanya orang Arabnya langsung!”

Ujang              : “Eh, Kau mau pergi ke Arab ruapanya?”

Salim               : “Iya, lewat google, he... he..”

Ujang              : “Ah, macam-macam aja Kau nih... Tapi apa boleh buat!”

Salilm              : “Hayya bina...*”
(Beberapa menit kemudian)


السؤال
اعتدنا أن نجيب إذا شكر أحدنا الآخر بـ: لا شكر على واجب، أو العفو ـ فهل في هذا معصية؟ استنادا إلى الحديث: من لم يشكر الناس لم يشكر الله.
Pertanyaan: “Kita biasa menjawab seseorang yang mengatakan ‘terimakasih’ dengan jawaban, laa syukro ‘ala wajib ‘tidak ada kata terimakasih atas suatu yang wajib’ atau dengan jawaban ‘afwan’, apakah jawaban seperti ini berdosa (karena tidak seusuai, pent) dengan hadith: “Siapa yang tidak berterimakasih kepada manusia, dia tidak bisa berterimakasih kepada Allah?”

الإجابــة
Jawaban:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala rasulillah, amma ba’d:

فإن حديث: لا يشكر الله من لا يشكر الناس. حديث صحيح رواه ‏أحمد وغيره، وصححه الأرناؤوط. وقد سبق بيان معناه في الفتوى: 8543.
Adapun hadith: “Tidak berterimakasih kepada Allah, seseorang yang tidak berterimakasih kepada manusia”, adalah hadith shahih, riwayat Ahmad dan lainnya. Disahihkan Al Arnauth, dan telah dibahas pada fatwa no: 8543.

وليس في الحديث ما يخالف قول القائل: العفو، أو لا شكر على واجب ـ فالمقصود بمثل هذه العبارات: التواضع، وأن ما قام به الشخص لا يستحق الشكر من القائل، والأولى أن يدعو المسلم لمن أحسن إليه أو ساعده ـ كما أرشدنا إلى ذلك النبي صلى الله عليه وسلم بقوله: ومن صنع إليكم معروفا فكافئوه، فإن لم تجدوا ما تكافئونه فادعوا له حتى تروا أنكم قد كافأتموه. رواه أبو داود وغيره، وصححه الألباني.

Hadith tersebut tidaklah bertentangan dengan ungkapan; ‘afwan atau laa syukro ‘ala wajib. Maksud dari ungkapan tersebut adalah untuk tawadhu’ (rendah hati), karena merasa tidak pantas mendapatkan ucapan terimakasih sebab apa yang dia lakukan belum sempurna.

Oleh karena itu, yang lebih utama dalam hal ini adalah menjawabnya dengan jawaban doa, kepada seorang muslim yang telah berbuat baik padanya, atau yang telah membantunya. Sebagaimana yang telah ditunjukkan Nabi kepada kita, “Siapa saja yang telah berbuat baik kepada kalian, maka balaslah kebaikan itu. Jika kalian tidak mampu membalas kebaikannya, maka doakan dia sampai kalian merasa bahwa kalian telah membalas kebaikannya”. (HR. Abu Dawud dan lainnya, dishahihkan oleh Al Albani).


والأنسب أن يرد من شكر أو دعي له ـ  بدلا من الألفاظ المذكورة ـ بالتأمين على دعاء الشاكر، أو يقول له: جزاك الله خيرا، فقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من صنع إليه معروف، فقال لفاعله: جزاك الله خيرا فقد أبلغ في الثناء. رواه الترمذي، وصححه الألباني.

Maka yang paling pantas sebetulnya untuk ungkapan terimakasih adalah jazaakallahu khayran (semoga Allah ta’ala membalasmu dengan kebaikan). Lalu dibalas dengan mangamininya (aamiin). Berdasarkan hadith Nabi kepada kita, 

“Siapa saja yang telah berbuat baik kepada kalian, maka balaslah kebaikan itu. Jika kalian tidak mampu membalas kebaikannya, maka doakan dia sampai kalian merasa bahwa kalian telah membalas kebaikannya”. (HR. Abu Dawud dan lainnya, dishahihkan oleh Al Albani).

Ujang  dan Salim       : “Alhamdulillah..”

*** 

*Kosa kata:

-          Hayya binaa    : let’s go (budhal!)

Komentar

  1. Casino review: Deposit match bonus, bonus codes
    If you are looking for a casino with 충주 출장안마 no deposit bonus codes or deposit 광주 출장안마 bonus codes, then 영주 출장샵 take a look at 고양 출장마사지 the Casino 구미 출장안마 Review. Rating: 4 · ‎Review by DrmCD

    BalasHapus

Posting Komentar