عَنْ أَبِي عَبَّاسٍ عَبْدِ اللهِ بنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما
قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النبي صلى الله عليه وسلم يَومَاً فَقَالَ: (يَا غُلاَمُ
إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : احْفَظِ اللهَ يَحفَظك، احْفَظِ اللهَ تَجِدهُ
تُجَاهَكَ، إِذَاَ سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَاَ اسْتَعَنتَ فَاسْتَعِن
بِاللهِ، وَاعْلَم أَنَّ الأُمّة لو اجْتَمَعَت عَلَى أن يَنفَعُوكَ بِشيءٍ لَمْ
يَنْفَعُوكَ إِلا بِشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ لَك، وإِن اِجْتَمَعوا عَلَى أَنْ
يَضُرُّوكَ بِشيءٍ لَمْ يَضروك إلا بشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفعَت
الأَقْلامُ، وَجَفّتِ الصُّحُفُ)[146] رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح -
وفي رواية - غير الترمذي: (اِحفظِ اللهَ تَجٍدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إلى اللهِ
في الرَّخاءِ يَعرِفْكَ في الشّدةِ، وَاعْلَم أن مَا أَخطأكَ لَمْ يَكُن
لِيُصيبكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُن لِيُخطِئكَ، وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ
الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَربِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً)[147]
Abdullah bin ‘Abbas -radhiyallahu
‘anhuma- menceritakan, suatu
hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau bersabda, “Nak, aku
ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya
Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika
engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak
Penjelasan Hadith:
Lafazh, “Aku berada di
belakang Nabi”, maknanya adalah Abdullah bin Abbas berkendaraan bersama
Nabi, atau bisa juga maknanya Abdullah bin Abbas berjalan di belakang Nabi.
Bagaimanapun kondisi Abdullah bin Abbas, yang terpenting adalah wasiat agung
yang diberikan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam kepada beliau.
Lafazh, “Wahai nak”.
Menunjukkan bahwa Abdullah bin Abbas saat itu masih kecil. Dan ketika Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wasallam wafat, usia Abdullah bin Abbas saat itu 15 tahun
atau kurang dari itu.
Lafazh, “Aku ajarkan
kepadamu beberapa untai kalimat”.
Ini adalah kalimat untuk memberikan perhatian dan penekanan isi dari wasiat
beliau. Yaitu, “Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu”. Ini adalah
kalimat yang agung nan tinggi. “Jagalah Allah” maksudnya adalah jagalah
batasan-batasan yang Allah taala tetapkan dalam syariatNya, dengan menjalankan
segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Demikian juga artinya
adalah engkau mempelajari agamaNya (Islam), yang dengan ilmu itu engkau bisa
beribadah, bermuamalah, dan berdakwah. Maka jagalah Allah, Allah akan
menjagamu, Allah juga menjaga agamamu, keluargamu, harta dan jiwamu. Karena Allah
ta’ala membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikanNya.
Dan hal yang terpenting dari
perkara ini adalah agamamu dijaga oleh Allah dan menyelamatkanmu dari
penyimpangan dan kesesatan. Karena setiap kali manusia itu mendapatkan
petunjuk, Allah ta’ala akan menambahnya petunjuk. Sebagaimana firmanNya:
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya” (QS. Muhammad: 17).
Dengan demikian, siapa yang
tidak menjaga Allah maka dia tidak berhak mendapatkan penjagaan dari Allah azza
wajalla. Kesimpulannya, lafazh hadith tadi adalah perintah agar seseorang
menjaga batasan-batasan (hukum-hukum) Allah azza wajalla.
-Bersambung Insya Allah-
Alafaqir Ila Robbihi, Achmad Tito Rusady, 28/04/15
disarikan dari :
المكتبة
المقروءة : الحديث : شرح الاربعين النووية الحديث التاسع عشر للشيخ محمد بن صالح العثيمين
– رحمه الله تعالى -
[146] أخرجه الترمذي كتاب: صفة القيامة، باب، (2516) والإمام أحمد- عن عبدالله بن عباس، ج1/ص293، (2669).
[147] الحاكم في المستدرك على الصحيحين – ج3/ ص624، كتاب معرفة الصحابة، (6304) وقال عنه الذهبي في التلخيص: ليس بمعتمد.
Komentar
Posting Komentar