Nasi Goreng Buatanku

Imajinasi bujangan mungkin bisa lebih tinggi dari pengantin sungguhan. Entah apa sebab tepatnya, mungkin lantaran ia belum mengerti medan rumah tangga sesungguhnya. Tapi apa salahnya jika ia mencoba untuk menyumbangkan suatu amunisi untuk mempertahankan benteng rumah tangga, bagi orang lain maupun dirinya kelak, dari serangan keji syaithan yang paling cinta dengan cerai berai. Ya, musuh bebuyutan ini mencintai perbuatan yang paling dibenci Allah ta’ala, yaitu perceraian.

Semoga dengan sya’ir “Nasi Goreng Buatanku” ini menjadi pelipur duka bagi yang didera suatu badai dalam biduk rumah tangga. Sesungging senyum untuk yang belum menikah.. 

Muqoddimah
Apa salahnya suami mencoba memasakkan menu sarapan untuk sang istri, di suatu pagi, saat matahari sehangat waktu duha, pergilah ke dapur. Ambil resep yang sudah kau bincangkan pada teman-temanmu tempo hari, dan mengulang lagi kemampuan memasakmu saat percobaan diam-diam di rumah teman-temanmu.

Bacalah bismillah, mulailah memasak. Lebih romantis lagi kalau aksi masakmu itu tidak diketahui si dia. Entah bagaimana caranya.

Selesai memasak, letakkan sepiring nasi goreng itu di atas meja makan. Ambillah secarik kertas, lalu gubahlah beberapa bait puisi sayang:
Aku memasakkannya untukmu, 
entah bagaimana rasanya nanti 
Semacam nasi goreng spesial untukmu, pakai telor 
Mungkin rasanya tidak seenak nasi goreng di seberang jalan dekat lampu merah itu,
Tapi percayalah sayang, karyaku ini lebih mantap 
Ada bumbu yang beda saat aku masih bujang dulu 
Hari ini ada bumbu baru dalam nasi gorengku 
Kau tahu itu sayang? 
Aku serasa bersemangat memasaknnya karena resep kali ini memakai bumbu cinta 
Siap dihidangkan untuk adinda pagi ini 
Selamat menikmati,
Ohya, ada setangkai bunga untukmu yang kuselipkan di balik alas meja


Kakanda

Komentar