Salam Gigit Jari (Semoga Kita tidak Termasuk)

Resiko berteman dengan teman yang tidak baik:
Allah Ta’ala berfirman
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ( ) يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ( ) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al Furqan: 27-29).
Mari kita lihat asbab nuzul ayat tersebut ditujukan kepada dua orang kafir di masa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam yang bernama ‘Uqbah bin Abi Mu’ith dan Ubay bin Khalaf:[1] begini kisahnya ----------------

Suatu saat nampaknya ‘Uqbah telah tersentuh oleh hembusan dakwah Muhammad, hampir saja dia masuk Islam, namun Ubay bin Khalaf mencegahnya, keduanya berteman akrab karena ‘Uqbah adalah teman minum Ubay –semoga Allah melaknatnya-, ‘Uqbah melaksanakan walimah dengan mengundang suku Quraisy, termasuk  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun Beliau menolak hadir dengan bersabda, “Aku tidak akan memakan makananmu hingga engkau bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwasanya aku utusan Allah.” ‘Uqbah tidak terima kalau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau salah seorang dari pembesar Quraisy tidak menghadiri jamuannya, maka dia memeluk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Akhirnya  Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pun menghadiri undangannya dan memakan jamuannya, lantas teman akrabnya Ubay bin Khalaf menghardik ‘Uqbah –yang saat itu dia tidak hadir dalam acara- dengan mengatakan, “Engkau telah murtad wahai ‘Uqbah?!” ‘Uqbah berkata,”Aku merasa dilecehkan apabila jamuanku tidak dihadiri salah seorang pemuka Quraisy, dia menolak memakan jamuanku kecuali aku mengucapkan syahadat, maka aku merasa malu dan aku pun bersyahadat hingga dia makan.” Ubay –semoga Allah menghinakannya- yang merupakan teman dekatnya berkata,

 قال : لا أرضى عنك حتى تأتي محمدا فتتفل في وجهه ، وتشتمه وتكذبه
“Aku tidak rela hingga engkau kembali dan meludahi wajahnya, menginjak lehernya dan mengejeknya”.

‘Uqbah pun melakukan apa yang diperintahkan teman dekatnya, dia mengambil usus binatang lantas melemparkannya ke punggung Nabi, maka  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku tidak akan menemuimu di luar Mekah, kecuali aku akan memenggal kepalamu.” Perbuatan ini mengakibatkan ‘Uqbah dan Ubay merugi lagi celaka. Adh-Dhahhak berkata, “Tatkala ‘Uqbah bin Abi Mu’ith meludah ke wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ludahnya kembali mengenai wajahnya sendiri, membakar wajah dan kedua bibirnya hingga membekas dan membakar kedua pipinya. Bekas tersebut melekat padanya hingga dia terbunuh.” Inilah teman yang jelek, tidak mengajak kepada kebaikan. Kejelekannya kembali menimpa pada keduanya, dan sungguh, berteman dengan orang baik mengantarkan seseorang pada kebaikan.

Komentar