Kisah ini kudapati dari sebuah terjemahan
tentang,
.::Cadar, Cokelat dan
Keislaman Seorang Wanita Perancis::.
Dua orang laki-laki taat
beragama, bersama istrinya masing-masing yang bercadar, berangkat ke Perancis.
Di bandara, para petugas
menolak kedatangan mereka sebelum diperiksa dan membuka cadarnya. Tentu saja
keputus an untuk membuka cadar ini ditolak dan ditentang kedua mukminah
tersebut.
Para petugas kemudian
menggiringg keduanya menuju petugas wanita berkebangsaan perancis agar
diperiksa lebih lanjut.
Mengetahui komitmen dan
pendirian dua wanita yang tidak mau melepaskan cadarnya itu, petugas wanita
tersebut marah.
Wanita
Perancis tersebut bertanya:
“Apa masalahnya jika
orang-orang melihat wajah kalian? Kenapa hal-hal seperti ini membuat kalian
tetap berpegang teguh?”
Kedua wanita berniqab tersebut
terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian salah satunya berdiri sambil
mengeluarkan sepotong coklat. Ia membuka bungkusnya lalu memegang cokelat yang
terbuka tersebut.
Cokelat yang terbuka dan
berada dalam genggaman ini ditawarkan kepada wanita perancis tersebut. Tentu
saja ia menolak mentah-mentah cokelat ini karena takut terkontaminasi sebab
telah terbuka dan berada dalam genggaman orang lain.
Melihat hal ini, seorang
wanita bercadar lainnya lalu berdiri. Ia segera memberikan sepotong cokelat
lainnya yang masih utuh tertutup belum dibuka. Dengan senang hati wanita
perancis itu menerimanya.
Salah satu wanita berniqab
tersebut kemudian bertutur:
“Lelaki kaum muslimin tidak
akan memilih wanita yang dilirik dan dipelototi ribuan mata yang memandangnya.
Mereka juga tidak akan memilih wanita yang telah disentuh/diraba dan telah
‘terkontaminasi’ seperti cokelat tadi.”
Masya Allah. wanita perancis
tersebut terdiam. Kata-kata cerdas ini mampu menerobos jiwanya. Setelah ini,
dia pun masuk Islam.
****
Kisah
ini diterjemahkan oleh sahabatku Fachrian Aboe Syazwiena dan diadaptasi dari
fanspage berbahasa arab, Kun Lillahi Kama Yuridu Yakun Laka Fauqa Maa Turid.
Saudariku,
perhatikan kisah cokelat yang terbungkus tadi. Seorang wanita dengan hijabnya
akan tinggi di sisi Allah ta’ala dan di sisi manusia. Bercadar ataukah tidak,
hijab syar’imu akan terus melindungimu dari kehinaan. Mengapa? Karena dengan
hijabmu engkau mulia. Engkau telah menyeleksi antara “pembeli” dan “lalat”.
Seperti cokelat tadi, orang yang sehat akalnya akan memilih cokelat yang terbungkus.
Adapun lalat, dia hanya mengerumuni cokelat yang terbuka.
Jika
ada seorang wanita yang membuka auratnya, berpenampilan yang menarik, siapakah
yang mendekatinya wahai saudariku? Lelaki yang menundukkan pandangnya ataukah
lelaki yang jelalatan matanya? Sedangkan engkau tahu perbandingan antara lelaki
yang menundukkan pandangannya dengan yang jelalatan matanya. Ya, artinya yang
tertarik padamu adalah yang sedang turun imannya. Maka yang mencintaimu karena
eloknya fisikmu, akan memudar seiring memudarnya kecantikanmu. Sedangkan yang
mencintaimu karena ketaatan, akhlak, dan agamamu, akan terus terpatri seiring
engkau jaga ketaatan, akhlak, dan agamamu.
Dalam syair Arab
dikatakan:
بيد
العفاف أصون حجابي و بعصمتي أعلو على أترابي
“Dengan tangan
kesucianku, akan aku jaga hijabku. Dan dengan penjagaanku aku akan lebih tinggi
di atas tanah pijakanku”
إن حجابي هو عزتي يحميني من عيون
الثعالب و الذئاب التي تهفو لافتراس جسدي .
“Sesungguhnya hijabku adalah
kemuliaanku. Hijabkmu melindungiku dari mata-mata rubah dan serigala yang
sangat cepat memangsa jasadku”
-----------------------------------------------------
Al Faqir Ila Robbihi, Achmad Tito Rusady
Komentar
Posting Komentar